Manusia
dalam suatu organisasi atau perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis karena manusia bisa mengetahui input-input yang perlu diambil dari
lingkungan, cara mendapatkan dan menangkap input-input tersebut menggunakan
teknologi, mampu mengolah atau mentransformasikan input-input tersebut menjadi
output-output yang memenuhi publik. Manusia menjadi penggerak dan penentu
jalannya organisasi, maka perhatian dari pimpinan sangat diperlukan. Betapa
pentingnya perencanaan dan pengawasan dari pimpinan sangat diperlukan tanpa
didukung oleh semangat kerja dari karyawan, maka tujuan dari organisasi sulit
dicapai pada tingkat yang optimal.
Pada
dasarnya setiap instansi pemerintah maupun swasta, bukan saja mengharpkan
karyawan yang mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting mereka mau
bekerja giat dan berkeinginan mencapai hasil kerja yang optimal. Untuk itu
pimpinan hendaknya berusaha agar karyawan mempunyai motivasi tinggi untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Disinilah pentingnya peranan motivasi
untuk mendorong semangat kerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Motivasi pada suatu organisasi atau perusahaan bertujuan untuk mendorong
semangat kerja para karyawan agar mau bekerja keras dengan memberikan semua
kemampuan dan ketrampilan demi terwujudnya suatu organisasi. Pimpinan yang
mengarahkan melalui motivasi akan menciptakan kondisi dimana karyawan merasa
mendapat inspirasi untuk bekerja keras. Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi
sangat penting jika hasil-hasil kinerja yang tinggi ingin dicapai secara
konsisten. Pimpinan akan melakukan pendekatan kepemimpinan yang mencerminkan
suatu kesadaran bahwa produktivitas melalui karyawan merupakan bagian utama dan
tidak dapat digantikan untuk mencapai tujuan organisasi. Pemberian motivasi
dari para pekerja akan saling berbeda sesuai dengan tingkat pendidikan dan
kondisi ekonominya. Orang yang semakin terdidikdan semakin independen secara
ekonomi, maka sumber motivasinya akan berbeda, tidak lagi semata-mata
ditentukan oleh sarana motivasi tetapi juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan.
Memotivasi bawahan dilakukan dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan
yang luas bagi karyawan untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
1. Motivasi menjadi sangat penting karena dengan
motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk
mencapai produktivitas kerja yang tinggi (Hasibuan, 1996: 92).
2. Motivasi akan memberikan inspirasi, dorongan,
semangat kerja bagi karyawan sehingga terjalin hubungan kerja yang baik antara
karyawan dan pimpinan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara
maksimal. Bagitu juga motivasi berkaitan erat dengan usaha, kepuasan pekerja
dan performance pekerjaan (Gomes, 1995: 178).
3. Motivasi sangat penting dalam meningkatkan semangat
kerja dan produktivitas karyawan. Tugas pimpinan adalah memberikan motivasi
atau dorongan kepada karyawan agar bisa bekerja sesuai dengan yang diharapkan
oleh organisasi.
4. Motivasi kerja adalah proses mempengaruhi atau
mendorong seseorang berbuat untuk menyelesaikan tujuan yang diinginkan
(Kamalludin, 1989: 214), motivasi diartikan juga sebagai keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu untuk mencapai suatu tujuan (Handoko, 1999: 252).
5. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan
pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai kepuasan dirinya.
Seseorang yang sangat termotivasi yaitu orang yang melaksanakan upaya
substansial, guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya dan
organisasi dimana ia bekerja. Seseorang yang termotivasi hanya memberikan upaya
minimum dalam hal bekerja motivasi merupakan sebuah konsep penting dalam studi kerja
individu (Winardi, 2001: 2).
Salah satu aspek memanfaatkan pegawai ialah pemberian motivasi (daya
perangsang) kepada pegawai, dengan istilah populer sekarang pemberian
kegairahan bekerja kepada pegawai. Telah dibatasi bahwa memanfaatkan pegawai
yang memberi manfaat kepada perusahaan. Ini juga berarti bahwa setiap pegawai
yang memberi kemungkinan bermanfaat ke dalam perusahaan, diusahakan oleh pimimpin
agar kemungkinan itu menjadi kenyataan. Usaha untuk merealisasi kemungkinan
tersebut ialah dengan jalan memberikan motivasi. Motivasi ini dimaksudkan untuk
memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai
tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya
Motivasi
adalah kegiatan memberikan dorongan kepada diri sendiri atau orang lain untuk
bertindak sesuai kehendak dimana motivasi itu akan membangkitkan motif atau
daya gerak untuk berbuat sesuatu dalam rangka memuaskan kebutuhannya. Motif ini
muncul karena adanya kebutuhan hidup baik itu kebutuhan primer ataupun
sekunder. Maka sudah seharusnya para pemimpin harus menguasai teknik teknik
motifasi dalam sebuah perusahaan atau suatu kepemimpinan pemerintahan. Pada
abad ke-21 ini motifasi dan kepemimpinan sangatlah kompleks, contohnya prestasi
kerja seorang karyawan sering bertolak belakang dengan kemampuannya, maka
pemimpin harus mengetahui banyak hal yang dapat menimbulkan motivasi.
Berdasarkan
pengertian dan analisa tentang motivasi yang telah dibahas dimuka, maka pada
pokoknya motivasi dibagi menjadi dua jenis Yaitu :
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
tercakup di dalam situasi kerja dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan staf.
Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya
timbul dari dalam diri sendiri. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar.
Motivasi intrinsic adalah motivasi yang hidup dalam diri individu dan berguna
dalam situasi kerja yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau
sejenisnya tidak diperlukan karena tidak akan menyebabkan individu bekerja
untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
disebabkan oleh faktor-faktor dari
luar. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan sebab tidak semua pekerjaan dapat
menarik minat bawahan atau sesuai dengan kebutuhan. Dalam keadaan ini motivasi
terhadap pekerjaan perlu dibangkitkan oleh manajer agar mereka mau dan ingin
bekerja secara lebih baik.
Klasifikasi sistem operasi jasa
menurut Baumol
- Stagnant personal service
Membutuhkan kontak langsung dengan
konsumen, contohnya Dokter
- Substitutable personal service
Membutuhkan kontak langsung dengan
konsumen, jasa dapat diganti dengan teknologi atau alternatif lain, contohnya
asisten rumah tangga
- Progressive service
Memerlukan sedikit tenaga kerjaatau
banyak tenaga kerja secara intensif, contohnya siaran radio, komputasi
- Explosive service
Tidak ada kontak dengan konsumen,
contohnya telkomunikasi telepon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar